Bicara kuliner, masakan Minang mewarna hampir 90% corak variasi makanan di Duri. Mencari makanan ala Jawa dan Jakarta sulit-sulit gampang. Kalaupun ada, biasanya sudah dimodifikasi. Lidah kami agak sulit menerima hasil modifikasi itu.

Uniknya di Riau, sarapan pagi merupakan suatu kesakralan khusus. Sarapan pagi mengakar hingga menjadi budaya khusus bagi masyarakat. Jangan heran kalau ke Riau, banyak toko-toko yang hanya buka pagi hingga siang. Spesialisasinya sarapan. Nasi uduk, nasi gurih, lontong medan, lontong padang, bubur ayam, dan mie pangsit adalah hidangan yang biasa disajikan sebagai sarapan. Santapan ini mendapat tempat khusus bagi penikmatnya. Hanya dinikmati di pagi hari, bersama teman sambil kongkow atau mengisi energi selepas olahraga pagi.

Untuk urusan sarapan pagi, kami sudah mencoba hampir seluruh warung di Duri ini. Mulai dari santapan khas minang, medan, sampai cina. Oh ya, rata-rata warung sarapan pagi memang di Duri ini memang dimiliki oleh saudara kita dari Minang, Sumut, dan etnis Tionghoa. Kami sendiri biasa langganan di warung Bahagia, jalan Hang Tuah ujung dekat dengan Simpang Garoga.

Warung ini tidak hanya menyediakan masakan seperti mie pangsit, tapi juga bubur. Istri saya sangat suka bubur ini. Biasanya pesan setengah porsi. Kalau buat ibu-ibu, katanya makan satu porsi kebanyakan. Bisa merusak diet wkwkkw. Saya sendiri biasa pesan mie pangsitnya. Bungkus kopi juga. Yang yak kalah menarik, disini ada cakwe yang digoreng dadakan. Wajib coba untuk para penikmat gastronomi. Silakan mencoba.

Mie Pangsit Goreng
Shares:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *